Proses kimia dan kombinatorial kimia

PROSES KIMIA DAN KIMIA KOMBINATORIAL
KIMIA PROSES
Kimia proses merupakan suatu bidang ilmu di mana sebagian besar mengupayakan untuk memasukkan atau menyisipkan kimia hijau (green chemistry) atau hasil yang ramah lingkungan pada teknologi saat ini. Yang dimaksudkan dengan process chemistry (kimia proses) bukanlah chemical process (proses kimia). Dimana maksud dan tujuan dari process chemistry merupakan mempelajari suatu bidang ilmu, sedangkan chemical process merupakan suatu metode dalam pengubahan senyawa kimia.
Kimia proses melibatkan pengembangan proses yang praktis, aman dan hemat biaya untuk sintesis senyawa pada skala yang lebih besar (kg hingga beberapa ton) yang telah dipilih untuk memajukan kimia medis. Oleh karena itu mereka umumnya bekerja pada molekul target tunggal dan menentukan rute terbaik ke target itu. Gambar di bawah ini merangkum tahap-tahap kunci dalam kimia proses untuk pengembangan bahan farmasi aktif (API).
Secara sempit kimia proses dapat diartikan sebagai cabang kimia farmasi yang tugasnya didefinisikan sebagai desain dan penerapan sintesis organik praktis untuk mendukung pengembangan obat dan mengembangkan metode sintetis untuk mendukung kampanye kimia proses dengan melakukanlah hal-hal sebagai berikut :
      -       Desain sintesis praktis dan prosedur manufaktur
      -       Menyiapkan jumlah besar obat API untuk mendukung pengembangan awal
      -       Beroperasi dalam segudang persyaratan peraturan yang berkembangan dalam menganalisis pengotor atau parameter tingkat rendah dan kinetika, kapan / proses apa yang berubah, garis waktu terkompresi.
Kegiatan ini umumnya mengacu pada desain dan pengembangan rute sintetis untuk bahan kimia, khususnya molekul relavan farmasi, yang akhirnya dapat digunakan untuk memproduksi pada skala komersial. Menyediakan bahan untuk memungkinkan pengembangan klinis dan pengetahuan proses kimia yang terakumulasi untuk mengatur kerangka kerja umum di mana proses kimiawan menyeimbangkan dan memprioritaskan penelitian mereka.
KIMIA KOMBINATORIAL
Pengertian dan Sejarah Singkat
Kimia kombinatorial merupakan suatu pendekatan dalam ilmu kimia yang melibatkan sintesis berbagai jenis molekul yang berjumlah banyak tetapi erat terkait satu sama lain. Proses ini dibantu oleh simulasi dengan komputer dan peralatan robotik. Kimia kombinatorial mulai digunakan oleh industri pada tahun 1990-an. Namun sebenarnya, perkembangannya sudah dimulai pada tahun 1960-an, pada penelitian tentang sintesis fase padat dari peptida, komponen protein, oleh Robert Bruce Merrifield dari Rockfeller University. Kemudian, teknik sintesis ini dikembangkan lebih lanjut oleh H. Mario Geysen pada tahun 1980-an.
Proses Tradisional dan Proses Kimia Kombinatorial
Yang membedakan proses sintesis kimia secara tradisional dengan proses secara kombinatorial adalah bahwa dalam proses dengan kimia kombinatorial, pereaksi (reaktan) direaksikan bersama-sama, dan membentuk banyak hasil reaksi dari reaksi kimia yang berbeda-beda. Perbandingan antara proses sintesis kimia secara tradisional dan kombinatorial dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Pada sintesis secara tradisional, sesuai pada contoh di atas, dimisalkan senyawa A direaksikan dengan senyawa B membentuk senyawa AB. Reaksi dilakukan satu demi satu. Sementara itu, pada sintesis secara kombinatorial, dimungkinkan untuk membuat setiap kombinasi yang memungkinkan, mulai dari A1 hingga An, dengan B1 hingga Bn. Teknik sintesis kimia secara kombinatorial dapat dibuat dalam campuran (bersatu tetapi susunan kimianya masih terpisah secara kimiawi) atau sintesis fase padat.
Proses Sintesis Kombinatorial pada Fase Padat
Sintesis fase padat dianggap sebagai awal perkembangan kimia kombinatorial. Hal ini telah berkontribusi dalam penemuan bahan-bahan baru di bidang obat-obatan, katalisator (pemercepat reaksi), atau penemuan bahan-bahan alam. Sintesis ini merupakan sintesis organik dengan menggunakan bahan pendukung dalam wujud padat. Agar dapat berlangsung, sintesis fase padat memerlukan beberapa komponen, yaitu
      1.    Bahan polimer yang inert (tidak tergantung) terhadap kondisi sintesis
      2.    Pengait substrat (zat-zat yang direaksikan)
      3.    Strategi perlindungan untuk dapat melakukan proteksi atau deproteksi secara selektif terhadap gugus-gugus reaktif
Sintesis kimia secara kombinatorial pada fase padat memanfaatkan suatu proses yang dinamakan sebagai sintesis “campur dan pisahkan”. Proses ini dilakukan dengan membagi bahan pendukung reaksi berupa resin ke dalam beberapa porsi. Setelah itu, tiap-tiap porsi dimasukkan ke dalam masing-masing pereaksi untuk mengaktifkan pereaksi. Setelah reaksi pengaktifan selesai, dilakukan pencucian untuk membersihkan sisa-sisa pereaksi sisa berlebih. Kemudian, porsi-porsi tersebut dicampurkan secara merata. Setelah proses pencampuran, hasil reaksinya kemudian boleh jadi dipisah-pisahkan lagi ke dalam sejumlah porsi. Reaksi dalam sintesis ini menghasilkan jumlah yang lengkap dari senyawa-senyawa dimer (senyawa yang strukturnya merupakan gabungan dari dua buah komponen penyusun) yang mungkin terbentuk. Jika dimisalkan terdapat X buah komponen (senyawa) yang direaksikan melalui proses yang telah disebutkan sebelumnya, jumlah dimer yang terbentuk adalah
X × X  (1)
Jumlah tersebut sesuai dengan aturan perkalian, yang telah disebutkan sebelumnya. Jika proses diulangi sebanyak n kali dengan mereaksikan hasil reaksi sebelumnya dengan komponen satuannya (yang berjumlah X), hasil reaksi yang terbentuk meningkat secara eksponensial, yaitu
Xn  (2)
Rumus pada persamaan 2 tersebut sebenarnya merupakan perluasan dari kaidah perkalian, yang juga telah disebutkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa hanya dengan beberapa langkah reaksi, dapat terbentuk banyak ragam molekul yang susunannya berbeda tetapi mirip.
Proses Sintesis Kombinatorial dengan Larutan
Selain sintesis fase padat, ada pula sintesis kombinatorial yang dilakukan pada larutan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan pada sintesis fase padat. Keterbatasan/kekurangan sintesis fase padat untuk sintesis secara kombinatorial, antara lain bahan kimia yang berwujud padat terbatas dan terdapat kesulitan pada saat memantau sejauh mana reaksi berlangsung ketika substrat (bagian yang menjadi perhatian dari reaktan) dan hasil reaksi terkait pada bahan berfase padat. Kelebihan lain dari sintesis dengan larutan adalah tidak diperlukannya bahan-bahan yang menjadi prasyarat untuk melakukan sintesis pada fase padat. Proses sintesis secara tradisional melibatkan reaksi secara bertahap. Hasil reaksi dikarakterisasi dan dimurnikan terlebih dahulu, kemudian melalui proses screening (pemisahan). Setelah pemisahan, tahap ini dapat dilakukan lagi secara berulang untuk membangun senyawa analog (senyawa yang berbeda jenis tetapi serupa) lainnya.
Sementara itu, pada sintesis secara kombinatorial, yang berlangsung secara paralel, substrat bereaksi dengan sejumlah reaktan lainnya membentuk hasil reaksi sejumlah tertentu. Kumpulan ini kemudian melalui proses screening, pemisahan molekul-molekulnya, umumnya tanpa melalui proses pemurnian. Karakterisasi juga dilakukan, tetapi secara lebih minimum. Saringan yang digunakan untuk screening ini memiliki keluaran lebih besar daripada yang digunakan pada sintesis secara tradisional.
Seperti pada sintesis kombinatorial pada fase padat, sintesis larutan secara kombinatorial juga mempercepat pembentukan senyawa-senyawa baru. Terlihat dari gambar, bahwa pada saat yang bersamaan, dapat dihasilkan tiga macam hasil reaksi. Setelah terbentuknya hasil reaksi, karena yang bereaksi pada tahapan selanjutnya adalah kumpulan substrat, hasil reaksi pada tahap berikutnya juga meningkat jumlahnya secara eksponensial.

Permasalahan
1.Dalam sintesis fase padat, senyawa awal melekat pada bead resin yang tidak larut. Ada berbagai jenis penghubung yang digunakan untuk ini. Bahan resin yang paling sering digunakan dalam kimia kombinatorial adalah polistirena yaitu 1-2% divinylbenzene., mengapa polistirena ini sangat sering digunakan , apa sifat sifat dari polistriena sehingga sangat penting dalam sintesis fase padat ini?
2.dalam blog saya disebutkan bahwa Strategi perlindungan untuk dapat melakukan proteksi atau deproteksi secara selektif. Strategi yang seperti apa yang baik kita gunakan untuk memproteksi atau deproteksinya dari suatu senyawa?

Komentar

  1. Saya akan mencoba menjawab permasalahan yg pertama
    Yg mana sifat2 dari polistriena itu adalah:
    -Stabilitas dimensi yang tinggi dan shrinkage yang rendah
    -Temperatur operasi maksimal < 90 °C
    -Tahan air, bahan kimia non-organik, alkohol
    -Rapuh ( perpanjangan 1-3%)
    -Tidak cocok untuk aplikasi luar ruangan
    -Mudah terbakar
    -Ketahanan kerja pada
    suhu rendah (dingin) : Jelek

    -Kuat Tensile 256 (j/12)
    : 0,13-0,34

    -Modulus elastisitas tegangan
    ASTM D747 (MNm x 10-4 ) : 27,4-41,4

    -Kuat kompresif ASTM D696
    (MNm) : 74,9-110

    -Muai termal ASTM 696 (mm
    C x 10) : 6-8

    -Titik leleh (lunak 0C)
    : 82-103

    -Berat jenis ASTMd 792 :
    1,04-1,1

    -Elongasi tegangan ASTM
    638 (%) : 1,0-2,5

    -Kuat fexural ASTM D790 (mnM)
    : 83,9-118

    -Tetapan elektrik ASTM
    150 (10 Hz) : 2,4-3,1

    -Kalor jenis (kph) (Kg) :
    1,3-1,45

    BalasHapus
  2. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg kedua:
    Deproteksi adalah penghilangan atau reduksi gugus pelindung menjadi gugus fungsi awal yang dilindungi.
    Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi itu terlebih dahulu secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatan rangkap dan gugus lainnya
    Apabila molekul mengandung beberapa gugus fungsional yang mirip, mungkin perlu dilindungi dengan cara yang berbeda, sehingga mereka dapat dihilangkan dengan kondisi yang berbeda-beda.
    Penghilangan gugus pelindung dapat terjadi karena adanya Solvolisis dasar penguraian oleh pelarut, hidrogenolisis, logam berat, ion fluoride, fotolitik, asam / basa, elektrolisis, eliminasi, reduktif, β-eliminasi, oksidasi, substitusi nukleofilik, katalisis logam transisi, dan enzim.

    BalasHapus
  3. Saya akan mencoba menjawab Dengan menggunakan gugus pelindungGugus pelindung merupakan Reaksi kimia yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu memerlukan reaksi selektif untuk menghindarkan terjadinya reaksi terhadap seluruh gugus fungsi yang ada akibat pengaruh dari pereaksi yang berlebihan. Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi itu terlebih dahulu secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatanrangkap dan gugus lainnya (Bresnick, 2003).


    Pada pengertian lain Gugus pelindung atau gugus proteksi adalah suatu gugus fungsional yang digunakan untuk melindungi gugus tertentu supaya tidak turut bereaksi dengan pereaksi atau pelarut selama proses sintesis kimia berlangsung. Gugus pelindung tersebut ditambahkan ke dalam molekul melalui modifikasi kimia pada suatu gugus fungsi untuk mencapai kemoselektivitas pada reaksi kimia selanjutnya. Gugus ini memainkan peranan penting dalam sintesis organik multitahap. Proteksi asetal pada gugus keton saat proses reduksi ester, terhadap reduksinya menjadi suatu diol ketika gugus tersebut tidak dilindungi. Dalam banyak preparasi senyawa organik, beberapa bagian spesifik pada molekul tidak dapat bertahan pada kondisi reaksi atau pereaksi yang digunakan

    BalasHapus
  4. Baiklah saya akan Mencob menjawab permasalahn yabg ke2, Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Polystyrene memiliki gugus aromatik dan polimer kinerja tinggi yang juga baik sifat mekanik dan termalnya.
    Struktur Stirena Polistirena dapat dibuat dengan cara polimerisasi larutan, emulsi, suspensi dan polimerisasi ruah. Polistirena dengan sturktur ataktik dapat dibuat dengan polimerisasi radikal bebas menggunakan inisiator senyawa peroksida seperti benzoil peroksida (BPO). Polimerisasi dengan menggunakan katalis Ziegler-Natta akan menghasilkan polistirena dengan struktur isotaktik. Mekanisme reaksi pembentukan polistirena dengan inisiator BPO adalah sebagai berikut :
    Studi ini akan mensintesis membran dan dilanjutkan untuk penyelidikan fungsi membran sebagai PEMFC. II. BAHAN DAN METODE A. Sulfonasi Polimer 20 g PS dari limbah styrofoam dikeringkan dalam oven vakum pada 100C dan kemudian dilarutkan dalam 500 ml kloroform dan ditambahkan gas asam sulfat pada suhu ruang di bawah pengadukan yang kuat dan ditahan selama waktu yang diinginkan mulai dari 1-3 jam. Dalam beberapa kasus temperatur meningkat hingga 50-80
    C dan waktu reaksi menurun setelah beberapa jam. Untuk menghentikan reaksi sulfonasi larutan polimer didekantasi kedalam air es dingin berlebih di bawah turbulensi mekanik secara terus-menerus. Endapan polimer disaring dan dicuci beberapa kali dengan air suling sampai pH netral. Polimer kemudian dikeringkan di bawah vakum selama 8-10 jam pada 25-100
    C. Derajat sulfonasi ditentukan oleh titrasi; 1-2 g SPS ditempatkan di 0,5 M NaOH encer dan dibiarkan selama 1 hari. Larutan kembali dititrasi dengan 0,5 M HCl menggunakan fenolftalein sebagai indikator.

    BalasHapus
  5. Membran dibuat dengan melarutkan sejumlah PS tersulfonasi dan dichloridemethane dengan komposisi 10% (b / v) dengan pengadukan konstan. Hasil larutannya dicor dalam bentuk film tipis di atas piring kaca yang dibersihkan dan dikeringkan pada 60C. Membran ini dikondisikan dalam 0,10 M Larutan HCl dan larutan 0,10 M NaOH bergantian beberapa kali dan kemudian diseimbangkan dengan larutan eksperimental sebelum menjadi subyek pembelajaran fisikokimia dan elektrokimia C. Morfologi dan Topografi Studi Membran Morfologi dan topografi membran dianalisis dengan Mikroskop Elektron Scanning (SEM) dan Atomic Force Mikroskop (AFM). Untuk SEM, sampel dengan pelapis emas sputter dibawa keluar pada sampel membran yang diinginkan dengan tekanan berkisar antara 1-0,1 Pa. D. Pengukuran Kadar Air Untuk pengukuran kadar air, sampel membran (5 × 5 cm) direndam dalam air suling selama 24 jam, dan kemudian permukaannya dibersihkan dengan kertas saring dan membran basah ditimbang . Ketebalan membran basah ditentukan dengan cara mikrometer digital dan kerapatan membrane untuk membran basah dengan membagi berat membran basah dengan volume. Setelah ini, membran basah dikeringkan pada suhu tetap 60
    C sampai berat konstan. Ketebalan membran kering juga ditentukan dengan cara yang sama dan kerapatannya diperkirakan. Kadar air membran ditentukan pada konsentrasi air dalam fase membran. E. Potensial Membran dan Konduktansi Membran Konduktivitas proton melintang membran PSS diukur dengan impedansi spektroskopi AC selama rentang frekuensi 1-107 Hz dengan 50-500mV tegangan fluktuatif, menggunakan penganalisis Solatron 1260 fase gain. film berdiameter 13mm, dijepitkan di antara dua stainless blok elektroda dengan tekanan 3 kg/cm2, ditempatkan di tempat terbuka, suhu sel dikontrol. Film-film yang sebelumnya dihidrasi dengan pencelupan selama 24 jam pada suhu
    ruang. Konduktivitas σ sampel dalam melintangarah dihitung dari data impedansi, dengan menggunakan hubungan σ = d / RS, dimana d dan S adalah ketebalan dan muka. Area sampel membran, masing-masing, dan dimana R diturunkan dari persimpangan rendah dari frekuensi tinggi setengah lingkaran pada pesawat impedansi kompleks dengan sumbu Re (Z) . Data impedansi dikoreksi untuk kontribusi dari sel kosong dan pendek. III. MANFAAT Polystyrene tersulfonasi dapat dimanfaatkan sebagai sel bahan bakar methanol langsung,karena mengandung gugus aromatik,kemampuan kerja yang baik serta sifak mekanik dan termal yang baik.

    BalasHapus
  6. Saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 2.
    Dengan menggunakan gugus pelindungGugus pelindung merupakan Reaksi kimia yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu memerlukan reaksi selektif untuk menghindarkan terjadinya reaksi terhadap seluruh gugus fungsi yang ada akibat pengaruh dari pereaksi yang berlebihan. Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan.

    BalasHapus
  7. Saya akan menjawab permasalahan yg ke 2 Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi itu terlebih dahulu secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatan rangkap dan gugus lainnya
    Apabila molekul mengandung beberapa gugus fungsional yang mirip, mungkin perlu dilindungi dengan cara yang berbeda, sehingga mereka dapat dihilangkan dengan kondisi yang berbeda-beda.

    BalasHapus
  8. Kadar air membran ditentukan pada konsentrasi air dalam fase membran. E. Potensial Membran dan Konduktansi Membran Konduktivitas proton melintang membran PSS diukur dengan impedansi spektroskopi AC selama rentang frekuensi 1-107 Hz dengan 50-500mV tegangan fluktuatif, menggunakan penganalisis Solatron 1260 fase gain. film berdiameter 13mm, dijepitkan di antara dua stainless blok elektroda dengan tekanan 3 kg/cm2, ditempatkan di tempat terbuka, suhu sel dikontrol. Film-film yang sebelumnya dihidrasi dengan pencelupan selama 24 jam pada suhu
    ruang. Konduktivitas σ sampel dalam melintangarah dihitung dari data impedansi, dengan menggunakan hubungan σ = d / RS, dimana d dan S adalah ketebalan dan muka. Area sampel membran, masing-masing, dan dimana R diturunkan dari persimpangan rendah dari frekuensi tinggi setengah lingkaran pada pesawat impedansi kompleks dengan sumbu Re (Z) . Data impedansi dikoreksi untuk kontribusi dari sel kosong dan pendek.

    BalasHapus
  9. Saya akan menjawab permasalahan no 2. Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi itu terlebih dahulu secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatan rangkap dan gugus lainnya
    Apabila molekul mengandung beberapa gugus fungsional yang mirip, mungkin perlu dilindungi dengan cara yang berbeda, sehingga mereka dapat dihilangkan dengan kondisi yang berbeda-beda.
    Penghilangan gugus pelindung dapat terjadi karena adanya Solvolisis dasar penguraian oleh pelarut, hidrogenolisis, logam berat, ion fluoride, fotolitik, asam / basa, elektrolisis, eliminasi, reduktif, β-eliminasi, oksidasi, substitusi nukleofilik, katalisis logam transisi, dan enzim.
    Dengan menggunakan gugus pelindungGugus pelindung merupakan Reaksi kimia yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu memerlukan reaksi selektif untuk menghindarkan terjadinya reaksi terhadap seluruh gugus fungsi yang ada akibat pengaruh dari pereaksi yang berlebihan.

    BalasHapus
  10. No 2
    Struktur Stirena Polistirena dapat dibuat dengan cara polimerisasi larutan, emulsi, suspensi dan polimerisasi ruah. Polistirena dengan sturktur ataktik dapat dibuat dengan polimerisasi radikal bebas menggunakan inisiator senyawa peroksida seperti benzoil peroksida (BPO). Polimerisasi dengan menggunakan katalis Ziegler-Natta akan menghasilkan polistirena dengan struktur isotaktik.

    BalasHapus
  11. Kadar air membran ditentukan pada konsentrasi air dalam fase membran. E. Potensial Membran dan Konduktansi Membran Konduktivitas proton melintang membran PSS diukur dengan impedansi spektroskopi AC selama rentang frekuensi 1-107 Hz dengan 50-500mV tegangan fluktuatif, menggunakan penganalisis Solatron 1260 fase gain. film berdiameter 13mm, dijepitkan di antara dua stainless blok elektroda dengan tekanan 3 kg/cm2, ditempatkan di tempat terbuka, suhu sel dikontrol. Film-film yang sebelumnya dihidrasi dengan pencelupan selama 24 jam pada suhu
    ruang. Konduktivitas σ sampel dalam melintangarah dihitung dari data impedansi, dengan menggunakan hubungan σ = d / RS, dimana d dan S adalah ketebalan dan muka. Area sampel membran, masing-masing, dan dimana R diturunkan dari persimpangan rendah dari frekuensi tinggi setengah lingkaran pada pesawat impedansi kompleks dengan sumbu Re (Z) . Data impedansi dikoreksi untuk kontribusi dari sel kosong dan pendek.

    BalasHapus
  12. Saya akan mencoba menjawab permasalahan ke 2.
    Dengan menggunakan gugus pelindungGugus pelindung merupakan Reaksi kimia yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu memerlukan reaksi selektif untuk menghindarkan terjadinya reaksi terhadap seluruh gugus fungsi yang ada akibat pengaruh dari pereaksi yang berlebihan. Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan.

    BalasHapus
  13. Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi itu terlebih dahulu secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatan rangkap dan gugus lainnya
    Apabila molekul mengandung beberapa gugus fungsional yang mirip, mungkin perlu dilindungi dengan cara yang berbeda, sehingga mereka dapat dihilangkan dengan kondisi yang berbeda-beda.

    BalasHapus
  14. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg kedua:
    Deproteksi adalah penghilangan atau reduksi gugus pelindung menjadi gugus fungsi awal yang dilindungi.
    Dalam mendapatkan reaksi yang selektif terhadap gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan. Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan dengan cara melindungi gugus fungsi itu terlebih dahulu secara selektif agar tidak terserang oleh pereaksi yang diberikan. Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu melalui penggunaan pereaksi untuk melindunginya, baik gugus karbonil, hidroksil, amino, ikatan rangkap dan gugus lainnya
    Apabila molekul mengandung beberapa gugus fungsional yang mirip, mungkin perlu dilindungi dengan cara yang berbeda, sehingga mereka dapat dihilangkan dengan kondisi yang berbeda-beda.
    Penghilangan gugus pelindung dapat terjadi karena adanya Solvolisis dasar penguraian oleh pelarut, hidrogenolisis, logam berat, ion fluoride, fotolitik, asam / basa, elektrolisis, eliminasi, reduktif, β-eliminasi, oksidasi, substitusi nukleofilik, katalisis logam transisi, dan enzim.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modifikasi pada gugus amin dan imin

Senyawa karbonil