Manipulasi gugus fungsi

Oksidasi dan reduksi


Reaksi redoks dipandang sebagai hasil dari perpindahan atom oksigen dan hidrogen. Oksidasi merupakan proses terjadinya penangkapan oksigen oleh suatu zat. Sementara itu reduksi adalah proses terjadinya pelepasan oksigen oleh suatu zat. Oksidasi juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya pelepasan hidrogen oleh suatu zat dan reduksi adalah suatu proses terjadinya penangkap hidrogen. Seiring dilakukannya berbagai percobaan, konsep redoks juga mengalami perkembangan.
Munculah teori yang lebih modern yang hingga saat ini masih dipakai.
Pada teori ini disebutkan bahwa:
  1. Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih
  2. Reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih Teori ini masih dipakai hingga saat ini. Jadi proses oksidasi dan reduksi tidak hanya dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan dipandang sebagai proses perpindahan elektron dari zat yang satu ke zat yang lain (Arifatun Anifah Setyawati, 2009).
B. Reaksi Redoks berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen
1. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi yang terjadi antara suatu zat dan oksigen sehingga membentuk senyawa yang mengandung oksigen. Misalnya (Nana Sutresna, 2007 );
a. Reaksi Pengaratan Besi
Besi (Fe) mula-mula bereaksi dengan oksigen dan uap air menghasilkan senyawa yang mengandung oksigen (Fe2O3. 2H2O) yang disebut karat.
Reaksinya:
4Fe(s) + 3O2(g)      →    2Fe2O3(s)
b. Perubahan minyak goreng menjadi tengik.Reaksi ini disebabkan karena asam lemak yang ada pada minyak bereaksi dengan oksigen, sehingga minyak tersebut teroksidasi sehingga berbau tidak enak.
c. Pembakaran; pembakaran kertas, pembakaran lilin, pembakaran minyak tanah, atau elpiji dalam rumah tangga, dan pembakaran glukosa dalam tubuh.
2. Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi merupakan kebalikan dari reaksi oksidasi, yaitu reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang mengandung oksigen. Misalnya (Nana Sutresna, 2007 );
a. Reaksi Fotosintesis
Pada reaksi fotosintesis, tumbuhan menggunakan karbon dioksida, air, dan matahari untuk menghasilkan zat gula dan oksigen. Reaksinya yaitu;
6CO2 + 6H2O     →     C6H12O6 + 6O2
b. Reaksi pengolahan bijih besi
Bijih besi mengandung atom oksigen (Fe2O3). Untuk memisahkan oksigen dari bijih besi, bijih tersebut direaksikan dengan karbon dan dipanaskan. Sehingga dihasilkan CO2 dan besi murni. Reaksinya yaitu;
2Fe2O3(s) + 3C(s)     →    4Fe(s)   + 3CO2(g)
C. Reaksi Redoks berdasarkan Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi merupakan nilai muatan atom dalam suatu molekul atau ion. Biloks atau b.o ini dapat berharga positif atau negatif. Ada atom yang hanya memiliki satu biloks, ada pula yang memiliki lebih dari satu biloks. Prinsip reaksi redoks berdasarkan perubahan biloks terkait dengan pelepasan dan penerimaan elektron dalam suatu reaksi redoks yang menyebabkan perubahan biloks unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Reaksi redoks terjadi jika dalam reaksi tersebut terjadi perubahan bilangan oksidasi.
Reaksi auto redoks atau reaksi disproporsionasi yaitu reaksi yang terjadi jika terdapat satu zat yang mengalami reaksi reduksi sekaligus reaksi oksidasi. Jadi, zat tersebut mengalami penambahan sekaligus pengurangan bilangan oksidasi (Nana Sutresna, 2007 ).
D. Pereduksi dan Pengoksidasi
Partikel akan bersifat pengoksidasi bila ia mempunyai kecenderungan menarik elektron dari partikel lain, yaitu unsur elektronegatif (seperti oksigen, halogen dan H+) dan senyawa yang mengandung unsur elektronegatif (seperti HNO3). Partikel bersifat pereduksi bila mempunyai elektron yang terikat lemah, sehingga mudah lepas dan ditarik oleh partikel lain. Dari sifat periodik unsur diketahui bahwa unsur yang demikian adalah unsur elektropositif atau logam (Syukri S, 1999).
Oksidasi mengurangi densitas elektron pada karbon dengan :

-   Membentuk salah satu dari  : C-O; C-N; C-X

-   Memutuskan ikatan            : C-H

Reduksi meningkatkan kerapatan elektron pada karbon dengan :

     Membentuk                        : C-H


-    Memutuskan salah satu dari : C-O; C-N; C-X
REAKSI OKSIDASI PADA ALKOHOL

Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbondioksida dan uap air. Oleh karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar (spiritus). Reaksi pembakaran etanol sebagai berikut:

C2H5OH(l+ 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) + kalor     

Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut :
1.      Reaksi oksidasi alkohol primer
akan menghasilkan alkanal (aldehida), jika dibiarkan beberapa lama, maka proses oksidasi akan berlanjut menghasilkan suatu asam karboksilat. Jika kita ingin memperoleh aldehida dari proses oksidasi ini, maka secepatnya dilakukan destilasi untuk menghindari proses oksidasi berlanjut.

Reaksi oksidasi etanol dapat dianggap berlangsung sebagai berikut:

senyawa dengan 2 gugus OH terikat pada suatu atom karbon bersifat tidak stabil, dan terurai dengan melepaskan1 molekul air. Jadi, senyawa yang terbentuk pada reaksi diatas segera terurai sebagai berikut:

Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat. Hal ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol.




2.      Reaksi oksidasi alkohol sekunder
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Tidak ada reaksi lebih lanjut yang terjadi seperti pada oksidasi alkohol primer. Sebagai contoh,, jika alkohol sekunder, 2-propanol, dipanaskan atau dioksidasi, maka akan terbentuk 2-propanon.



Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah produk yang terbentuk.
Jika anda melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan melihat bahwa ada sebuah atom oksigen yang "disisipkan" antara atom karbon dan atom hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk alkohol sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.

 3.      Reaksi oksidasi alkohol tersier
 Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi.
Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut.
Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk ikatan rangkap C=O.
Senyawa golongan keton sukar dioksidasi menggunakan oksidator apapun, termasuk kalium dikromat dan oksigen molekuler. Aldehida mudah dioksidasi sedangkan keton tidak bisa dioksidasi
Aldehida direduksi menghasilkan alkohol primer, sedangkan keton menghasilkan alkohol sekunder.
    Reduksi ikatan rangkap C=O lebih sulit direduksi daripada ikatan rangkap C=C. Dengan demikian, jika suatu senyawa mengandung gugus C=O dan C=C dikenai reaksi reduksi, maka C=C akan tereduksi terlebih dahulu.
Permasalahan
1.kan disini dijelaskan bahwa Oksidasi mengurangi densitas elektron pada karbon mengapa bisa mengurangi densitas elektron tersebut dan apakah hanya pada karbon yang mengalami pengurangan densitas tersebut jika ada yang lain tolong jelaskan?

2.  Dalam blog saya menjelaskan bahwa Reduksi ikatan rangkap C=O lebih sulit direduksi daripada ikatan rangkap C=C. Dengan demikian, jika suatu senyawa mengandung gugus C=O dan C=C dikenai reaksi reduksi, maka C=C akan tereduksi terlebih dahulu. Apakah ikatan rangkap C=O bisa diubah dan bisa menyebabkan ikatan rangkap C=O bisa tereduksi terlebih dahulu jika tidak apa yang menyebabkannya tidak bisa tereduksi terlebih dahulu?

3. Dari blog diatas disebutkan bahwa Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat. Hal ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol. l.mengapa demikian?Apakah hal tersebut berkaitan dengan gugus fungsi yang berbeda?

Dan juga saya baca mengenai alokohol tersier yaitu tak teroksidasi dalam suasana basa. Jika dicoba oksidasi dalam larutan asam, alkohol tersier mengalami dehidrasi dan kemudian alkenanya teroksidasi. mengapa bisa demikian?

Komentar

  1. Selamat malam.
    Saya ika.nurohmah akan membantu permasalahan anda no 2 :
    Aldehid dan keton sama-sama mempunyai gugus karbonil (C=O). Dengan demikian, sifat fisika dan kimia keduanya hampir sama. Aldehid dan keton dapat dikenai reaksi reduksi maupun oksidasi, dan menghasilkan senyawa organik golongan lain.
    Reaksi oksidasi terhadap aldehid menggunakan reagen oksidator yang bervariasi akan menghasilkan asam karboksilat. Oksidator yang paling umum digunakan untuk aldehid adalah kalium dikromat. Aldehid juga dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat oleh oksigen bebas di udara.

    Senyawa golongan keton sukar dioksidasi menggunakan oksidator apapun, termasuk kalium dikromat dan oksigen molekuler. Aldehida mudah dioksidasi sedangkan keton tidak bisa dioksidasi
    Aldehida direduksi menghasilkan alkohol primer, sedangkan keton menghasilkan alkohol sekunder.

    BalasHapus
  2. Saya akan menjawab no 1 Oksidasi senyawa organik dapat menghilangkan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif (biasanya O, N, atau halogen) atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom kurang elektronegatif (biasanya H). Sebaliknya, reduksi organik menghasilkan penguatan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang kurang elektronegatif atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif.
    Oksidasi mengurangi densitas elektron pada karbon dengan :
    - Membentuk salah satu dari ini : C-O; C-N; C-X
    - Memutuskan ikatan ini : C-H
    Reduksi meningkatkan kerapatan elektron pada karbon dengan :
    - Membentuk ini: C-H
    - Memutuskan salah satu dari ini : C-O; C-N; C-X

    BalasHapus
  3. Saya akan menjawab nomor 2.
    Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut. Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk ikatan rangkap C=O.

    BalasHapus
  4. Saya akan menjawab permasalahan no 3. Alkohol primer dan sekunder akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut. Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk ikatan rangkap C=O.

    BalasHapus
  5. Saya akan menjawab permasalahn yg pertama Oksidasi senyawa organik dapat menghilangkan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif (biasanya O, N, atau halogen) atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom kurang elektronegatif (biasanya H). Sebaliknya, reduksi organik menghasilkan penguatan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang kurang elektronegatif atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif.

    BalasHapus
  6. reduksi organik menghasilkan penguatan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang kurang elektronegatif atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif.
    Oksidasi mengurangi densitas elektron pada karbon dengan :
    - Membentuk salah satu dari ini : C-O; C-N; C-X
    - Memutuskan ikatan ini : C-H

    BalasHapus
  7. Saya akan menjawab permasalahan pertama.
    Oksidasi senyawa organik dapat menghilangkan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif (biasanya O, N, atau halogen) atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom kurang elektronegatif (biasanya H). Sebaliknya, reduksi organik menghasilkan penguatan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang kurang elektronegatif atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif.

    BalasHapus
  8. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg ke-1:
    Oksidasi mengurangi densitas elektron pada karbon dengan :
    - Membentuk salah satu dari ini : C-O; C-N; C-X
    - Memutuskan ikatan ini : C-H
    Reduksi meningkatkan kerapatan elektron pada karbon dengan :
    - Membentuk ini: C-H
    - Memutuskan salah satu dari ini : C-O; C-N; C-X
    Alkana berada pada tingkat oksidasi terendah karena mereka memiliki jumlah maksimum ikatan C-H per karbon, dan CO2 berada pada tingkat tertinggi karena memiliki kemungkinan jumlah maksimum ikatan C-O per karbon. Setiap reaksi yang mengubah senyawa dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi adalah oksidasi, setiap reaksi yang mengubah suatu senyawa dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah adalah reduksi, dan setiap reaksi yang tidak mengubah tingkat bukanlah oksidasi maupun reduksi.

    BalasHapus
  9. No 1
    dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom kurang elektronegatif (biasanya H). Sebaliknya, reduksi organik menghasilkan penguatan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang kurang elektronegatif atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif.

    BalasHapus
  10. Saya akan menjawab permasalahan pertama.
    Oksidasi senyawa organik dapat menghilangkan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif (biasanya O, N, atau halogen) atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom kurang elektronegatif (biasanya H). Sebaliknya, reduksi organik menghasilkan penguatan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang kurang elektronegatif atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif.

    BalasHapus
  11. Saya akan menjawab nomor 2.
    Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut. Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk ikatan rangkap C=O.

    BalasHapus
  12. Saya akan menjawab no 1 Oksidasi senyawa organik dapat menghilangkan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif (biasanya O, N, atau halogen) atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom kurang elektronegatif (biasanya H). Sebaliknya, reduksi organik menghasilkan penguatan kerapatan elektron pada karbon yang disebabkan oleh pembentukan ikatan antara karbon dan atom yang kurang elektronegatif atau dengan pemutusan ikatan antara karbon dan atom yang lebih elektronegatif.
    Oksidasi mengurangi densitas elektron pada karbon dengan :
    - Membentuk salah satu dari ini : C-O; C-N; C-X
    - Memutuskan ikatan ini : C-H
    Reduksi meningkatkan kerapatan elektron pada karbon dengan :
    - Membentuk ini: C-H
    - Memutuskan salah satu dari ini : C-O; C-N; C-X

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senyawa karbonil

Stereokimia considering in planning synthesis